Powered By Blogger

Rabu, 12 Januari 2011

Di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat

Seringkali kita berputus asa
tatkala mendapatkan kesulitan
atau cobaan. Padahal Allah telah
memberi janji bahwa di balik
kesulitan, pasti ada jalan keluar
yang begitu dekat. Dalam surat Alam Nasyroh, Allah
Ta’ ala berfirman, َّنِإَف َعَم ِرْسُعْلا اًرْسُي
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu, َّنِإ َعَم ِرْسُعْلا اًرْسُي
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6) Mengenai ayat di atas, ada
beberapa faedah yang bisa kita
ambil: Pertama: Di balik satu kesulitan,
ada dua kemudahan
Kata “al ‘ usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat Alam Nasyroh
hanyalah satu. Al ‘ usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan
al ‘ usr dalam ayat berikutnya karena keduanya menggunakan
isim ma’ rifah (seperti kata yang diawali alif lam). Sebagaimana
kaedah dalam bahasa Arab, “Jika isim ma’ rifah diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata
yang pertama, terserah apakah
isim ma’ rifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah
alif lam ‘ ahdiyah.” Intinya, al ‘ usr (kesulitan) pada ayat pertama
sama dengan al ‘ usr (kesulitan) pada ayat kedua.
Sedangkan kata “yusro (kemudahan)” dalam surat Alam Nasyroh itu ada dua. Yusro
(kemudahan) pertama berbeda
dengan yusro (kemudahan) kedua
karena keduanya menggunakan
isim nakiroh (seperti kata yang
tidak diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab,
“Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua
berbeda dengan kata yang
pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena
berulang.[1] Ini berarti ada satu
kesulitan dan ada dua kemudahan.
Dari sini, para ulama pun seringkali
mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua
kemudahan.” Asal perkataan ini dari hadits yang lemah, namun
maknanya benar[2]. Jadi, di balik
satu kesulitan ada dua kemudahan.
Note: Mungkin sebagian orang
yang belum pernah mempelajari
bahasa Arab kurang paham dengan istilah di atas. Namun itulah
keunggulan orang yang paham
bahasa Arab, dalam memahami
ayat akan berbeda dengan orang
yang tidak memahaminya. Oleh
karena itu, setiap muslim hendaklah membekali diri dengan
ilmu alat ini. Di antara manfaatnya,
seseorang akan memahami Al
Qur’ an lebih mudah dan pemahamannya pun begitu
berbeda dengan orang yang tidak
paham bahasa Arab. Semoga Allah
memberi kemudahan. Kedua: Akhir berbagai kesulitan
adalah kemudahan
Syaikh ‘ Abdurrahman bin Nashir As Sa’ di mengatakan, “Kata al ‘ usr (kesulitan) menggunakan alif-lam
dan menunjukkan umum (istigroq)
yaitu segala macam kesulitan. Hal
ini menunjukkan bahwa bagaimana
pun sulitnya, akhir dari setiap
kesulitan adalah kemudahan.”[3] Dari sini, kita dapat mengambil
pelajaran, “Badai pastilah berlalu (after a storm comes a calm),
yaitu setelah ada kesulitan pasti
ada jalan keluar.” Ketiga: Di balik kesulitan, ada
kemudahan yang begitu dekat
Dalam ayat di atas, digunakan
kata ma’ a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan,
“Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob
(yang berlika-liku dan sempit, pen),
kemudahan akan turut serta
memasuki lubang itu dan akan
mengeluarkan kesulitan
tersebut.”[4] Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan
sulit untuk dilewati karena berlika-
liku (zig-zag). Namun kemudahan
akan terus menemani kesulitan,
walaupun di medan yang sesulit
apapun. Allah Ta’ ala berfirman, ُلَعْجَيَس ُهَّللا َدْعَب ٍرْسُع اًرْسُي
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7) Ibnul Jauziy, Asy Syaukani dan ahli
tafsir lainnya mengatakan,
“Setelah kesempitan dan kesulitan, akan ada kemudahan dan
kelapangan.”[5] Ibnu Katsir mengatakan, ”Janji Allah itu pasti dan tidak mungkin Dia
mengingkarinya.”[6] Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda, َّنَأَو َعَم ِرْسُعْلا ًارْسُي
“Bersama kesulitan, ada kemudahan.”[7] Oleh karena itu, masihkah ada keraguan dengan
janji Allah dan Rasul-Nya ini? Rahasia Mengapa di Balik Kesulitan,
Ada Kemudahan yang Begitu Dekat
Ibnu Rajab telah mengisyaratkan
hal ini. Beliau berkata, “Jika kesempitan itu semakin terasa
sulit dan semakin berat, maka
seorang hamba akan menjadi
putus asa dan demikianlah
keadaan makhluk yang tidak bisa
keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada
Allah semata. Inilah hakekat
tawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah
yang menjadi sebab terbesar
keluar dari kesempitan yang ada.
Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang
bertawakkal pada-Nya.
Sebagaimana Allah Ta’ ala berfirman, ْنَمَو ْلَّكَوَتَي ىَلَع ِهَّللا َوُهَف
ُهُبْسَح
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).”[8] Inilah rahasia yang sebagian kita mungkin belum mengetahuinya.
Jadi intinya, tawakkal lah yang
menjadi sebab terbesar seseorang
keluar dari kesulitan dan
kesempitan. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk
golongan orang yang sabar dalam
menghadapi setiap ketentuan-Mu.
Jadikanlah kami sebagai hamba-Mu
yang selalu bertawakkal dan
bergantung pada-Mu. Amin Ya Mujibas Saa-ilin. Baca selengkapnya di sini:
http://rumaysho.com/belajar-islam/
tafsir-al-quran/2774-yakinlah-di-
balik-kesulitan-ada-kemudahan-
yang-begitu-dekat.html

Tidak ada komentar: