Powered By Blogger

Rabu, 19 Januari 2011

Bersiap Menghadapi Kehilangan.....

Bila Anda siap MENDAPATKAN, sudahkan Anda juga siap KEHILANGAN? Memang, ada beragam cara menyikapi
kehilangan. Dari mulai marah-
marah, menangis, protes pada
takdir, hingga bunuh diri.Masih
ingatkah Anda pada tokoh-
tokoh ternama, yang tega membunuh diri sendiri hanya
karena sukses mereka
terancam pudar? Barangkali kisah yang
diadaptasi dari The Healing
Stories karya GW Burns berikut
ini, dapat memberikan inspirasi. Alkisah, seorang lelaki keluar
dari pekarangan rumahnya,
berjalan tak tentu arah dengan
rasa putus asa. Sudah cukup
lama ia menganggur. Kondisi
finansial keluarganya morat- marit. Sementara para
tetangganya sibuk memenuhi
rumah dengan barang-barang
mewah, ia masih bergelut
memikirkan cara memenuhi
kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.Anak-
anaknya sudah lama tak
dibelikan pakaian, istrinya
sering marah-marah karena
tak dapat membeli barang-
barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak
tahan dengan kondisi ini, dan ia
tidak yakin bahwa
perjalanannya kali inipun akan
membawa keberuntungan,
yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah
menyusuri jalanan sepi, tiba-
tiba kakinya terantuk sesuatu.
Karena merasa penasaran ia
membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok, ” gerutunya kecewa. Meskipun
begitu ia membawa koin itu ke
sebuah bank.”Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor
uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun
mengikuti anjuran si teller,
membawa koinnya kekolektor.
Beruntung sekali, si kolektor
menghargai koin itu senilai 30
dollar. Begitu senangnya, lelaki
tersebut mulai memikirkan apa
yang akan dia lakukan dengan
rejeki nomplok ini. Ketika
melewati sebuah toko
perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia
bisa membuatkan beberapa rak
untuk istrinya karena istrinya
pernah berkata mereka tak
punya tempat untuk
menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu
seharga 30 dollar, dia
memanggul kayu tersebut dan
beranjak pulang. Di tengah
perjalanan dia melewati bengkel
seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih
melihat kayu yang dipanggul
lelaki itu.Kayunya indah,
warnanya bagus, dan mutunya
terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada
pesanan mebel. Dia menawarkan
uang sejumlah 100 dollar
kepada lelaki itu.Terlihat ragu-
ragu di mata laki-laki itu,
namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat
menawarkannya mebel yang
sudah jadi agar dipilih lelaki itu.
Kebetulan di sana ada lemari
yang pasti disukai istrinya. Dia
menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak
untuk membawa lemari itu. Dia
pun segera membawanya
pulang. Di tengah perjalanan dia
melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang
mendekorasi rumah barunya
melongok keluar jendela dan
melihat lelaki itu mendorong
gerobak berisi lemari yang
indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200
dollar. Ketika lelaki itu nampak
ragu-ragu, si wanita menaikkan
tawarannya menjadi 250 dollar.
Lelaki itupun setuju. Kemudian
mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang. Di pintu desa dia berhenti
sejenak dan ingin memastikan
uang yang ia terima. Ia
merogoh sakunya dan
menghitung lembaran bernilai
250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari
semak-semak, mengacungkan
belati, merampas uang itu, lalu
kabur.Istri si lelaki kebetulan
melihat dan berlari mendekati
suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja
kan?Apa yang diambil oleh
perampok tadi? Lelaki itu
mengangkat bahunya dan
berkata, “Oh,bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok
yang kutemukan tadi pagi”. Memang, ada beragam cara
menyikapi kehilangan. Semoga
kita termasuk orang yang bijak
menghadapi kehilangan dan
sadar bahwa sukses hanyalah
TITIPAN Allah. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-
apa kecuali pengalaman hidup.
Bila Kita sadar kita tak pernah
memiliki apapun, kenapa harus
tenggelam dalam kepedihan
yang berlebihan?

Tidak ada komentar: